Rumah merupakan salah satu kebutuhan penting yang harus dimiliki manusia. Rumah banyak dijadikan sebagai tempat berlindung dari panas, tempat beristirahat ketika lelah dan menjadi tempat berkumpul bersama orang-orang tercinta.
Tidak jarang orang-orang menjadikan rumahnya sebagai ajang unjuk kekayaan. Rumah mereka tersebut di desain sedemikian rupa selayaknya istana agar penghuninya betah tinggal di sana. Desain itu tidak hanya terlihat indah namun juga menghabiskan dana yang tidak sedikit.
Padahal, jika kita menelusuri bagaimana sebenarnya desain rumah Rasulullah SAW semasa hidupnya akan sangat berbeda jauh dengan desain rumah umatnya yang hidup saat ini. Lalu, bagaimanakah sebenarnya desain rumah Rasulullah SAW? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah membuat satu bab tersendiri dalam Zaadul Ma’ad mengenai Rasulullah dan desain rumahnya. Rasulullah menyadari bahwa kehidupan itu laksana perjalanan, Ia berteduh sebentar untuk meneruskan ke tujuannya yaitu akhirat. Oleh sebab itu, Rasulullah dan sahabatnnya tidak berlebih-lebihan dalam mendesain rumah mereka.
Di rumah yang dimilikinya, Rasulullah tidak pernah menghias, memperluas dan meninggikannya. Namun, desain rumah beliau merupakan model terbaik bagi orang yang sedang dalam perjalanan untuk berlindung dari panas, hujan serta cuaca dingin.
Selain itu, rumah beliau juga berfungsi untuk melindungi dari pandangan mata, mencegah masuknya binatang. Atapnya didesain sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kekhawatiran akan jatuh dan ambruk serta bisa melindungi dari tiupan angin kencang. Tidak pula banyak ruangan kosong yang bisa saja ditempati oleh serangga.
Selain itu, rumah Rasulullah SAW tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi. Tidak terlalu sempit sehingga penghuninya sesak, tidak pula terlalu luas sehingga mubazir dan sia-sia. Rumah Rasulullah SAW tidak diberi wewangian yang justru dapat mengganggu penghuninya. Namun, rumah beliau tetap wangi karena Rasulullah biasa memakai minyak wangi. Salah satu kelebihan dari rumah Rasulullah lainnya adalah rumah tersebut benar-benar ideal dan bermanfaat serta serasi dengan tubuh dan kesehatan.
Ketika berada di Makkah, rumah Rasulullah bersama Khadijah tergolong besar dan luas. Namun, ketika tinggal di Madinah bersama Aisyah rumah beliau hanya berukuran sekitar 5 meter x 4,5 meter dengan tinggi 3 meter saja dan berlantaikan tanah. Di dalam rumah tersebut terdapat kamar 3 x 3,5 dengan tempat tidur yang sederhana hanya berupa ‘tikar’.
Demikianlah ulasan mengenai desain rumah Rasulullah SAW. Beliau adalah seseorang yang sederhana dan tidak mau bermewah-mewahan dalam mendesain rumahnya. Untuk itu, sebagai umatnya kita juga harus meniru teladan Rasulullah tersebut agar terhindar dari perbuatan yang mubazir.
Tidak jarang orang-orang menjadikan rumahnya sebagai ajang unjuk kekayaan. Rumah mereka tersebut di desain sedemikian rupa selayaknya istana agar penghuninya betah tinggal di sana. Desain itu tidak hanya terlihat indah namun juga menghabiskan dana yang tidak sedikit.
Padahal, jika kita menelusuri bagaimana sebenarnya desain rumah Rasulullah SAW semasa hidupnya akan sangat berbeda jauh dengan desain rumah umatnya yang hidup saat ini. Lalu, bagaimanakah sebenarnya desain rumah Rasulullah SAW? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah membuat satu bab tersendiri dalam Zaadul Ma’ad mengenai Rasulullah dan desain rumahnya. Rasulullah menyadari bahwa kehidupan itu laksana perjalanan, Ia berteduh sebentar untuk meneruskan ke tujuannya yaitu akhirat. Oleh sebab itu, Rasulullah dan sahabatnnya tidak berlebih-lebihan dalam mendesain rumah mereka.
Di rumah yang dimilikinya, Rasulullah tidak pernah menghias, memperluas dan meninggikannya. Namun, desain rumah beliau merupakan model terbaik bagi orang yang sedang dalam perjalanan untuk berlindung dari panas, hujan serta cuaca dingin.
Selain itu, rumah beliau juga berfungsi untuk melindungi dari pandangan mata, mencegah masuknya binatang. Atapnya didesain sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kekhawatiran akan jatuh dan ambruk serta bisa melindungi dari tiupan angin kencang. Tidak pula banyak ruangan kosong yang bisa saja ditempati oleh serangga.
Selain itu, rumah Rasulullah SAW tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi. Tidak terlalu sempit sehingga penghuninya sesak, tidak pula terlalu luas sehingga mubazir dan sia-sia. Rumah Rasulullah SAW tidak diberi wewangian yang justru dapat mengganggu penghuninya. Namun, rumah beliau tetap wangi karena Rasulullah biasa memakai minyak wangi. Salah satu kelebihan dari rumah Rasulullah lainnya adalah rumah tersebut benar-benar ideal dan bermanfaat serta serasi dengan tubuh dan kesehatan.
Ketika berada di Makkah, rumah Rasulullah bersama Khadijah tergolong besar dan luas. Namun, ketika tinggal di Madinah bersama Aisyah rumah beliau hanya berukuran sekitar 5 meter x 4,5 meter dengan tinggi 3 meter saja dan berlantaikan tanah. Di dalam rumah tersebut terdapat kamar 3 x 3,5 dengan tempat tidur yang sederhana hanya berupa ‘tikar’.
Demikianlah ulasan mengenai desain rumah Rasulullah SAW. Beliau adalah seseorang yang sederhana dan tidak mau bermewah-mewahan dalam mendesain rumahnya. Untuk itu, sebagai umatnya kita juga harus meniru teladan Rasulullah tersebut agar terhindar dari perbuatan yang mubazir.
0 Response to "Beginilah Desain Rumah Rasulullah SAW"
Post a Comment