Syirik merupakan perbuatan yang menyekutukan Allah seperti berdoa serta beribadah kepada selain Allah. Tidak hanya itu, syirik juga akan diketahui dengan jelas ketika menyembelih, bernadzar, meminta menghilangkan musibah kepada selain Allah. Semua itu merupakan jenis syirik yang banyak diketahui oleh muslim pada saat ini.
Namun, tahukah jika sebenarnya ada perbuatan syirik yang ternyata masih samar? Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa hal itu adalah salah satu bentuk syirik karena kesamarannya yang seperti jejak semut merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.
Syirik seperti ini adalah syirik dalam ucapan yang berasal dari lisan. Berikut ini akan diulas mengenai contoh syirik dari segi ucapan yang masih samar dan dianggap remeh namun sering dilakukan oleh lisan manusia.
Syirik seperti ini adalah syirik dalam ucapan yang berasal dari lisan. Berikut ini akan diulas mengenai contoh syirik dari segi ucapan yang masih samar dan dianggap remeh namun sering dilakukan oleh lisan manusia.
1. Mencela Makhluk yang Tidak dapat Berbuat Apa-apa
Banyak orang yang dengan sengaja mencela makhluk lain yang tidak berbuat apa-apa kepadanya. Inilah fenomena yang sering terjadi pada masyarakat sekarang. Tidak hanya kepada manusia saja, namun mereka juga sering mencela waktu, angin ataupun hujan. Tanpa disadari, lidah memang begitu mudah untuk mengucapkan sesuatu yang tidak baik seperti mencela.
Mereka mungkin tidak menyadari bahwa telah mencela ciptaan Allah SWT. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Allah Ta’ala berfirman, ‘Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.’ ” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadist di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa mencaci atau mencela masa (waktu), angin dan makhluk lainnya yang tidak berbuat apa-apa itu adalah suatu hal yang terlarang. Larangan seperti ini termasuk dalam syirik akbar (syirik yang mengeluarkan seseorang dari Islam) jika meyakini bahwa makhluk tersebut adalah pelaku dari sesuatu hal yang jelek. Dengan meyakini bahwa makhluk tersebut yang menjadikan baik dan buruk segala sesuatu, itu sama artinya dengan menyatakan bahwa ada pencipta selain Allah.
Akan tetapi, lain halnya apabila orang tersebut percaya bahwa Allah lah yang menakdirkan segala sesuatunya dan makhluk-makhluk tersebut bukanlah pelaku dan hanya sebagai sebab saka maka ini termasuk keharaman, tidak sampai derajat syirik. Namun, jika hanya sekedar mengatakan bahwa “hari ini sangat panas hingga membuat capek” tanpa tujuan sama sekali untuk mencela, itu adalah hal yang tidak masalah.
2. Bersumpah dengan Menyebut Nama Selain Allah
Syirik kedua yang berasal dari lisan adalah dengan bersumpah dengan menyebut nama selain Allah SWT. Misalnya seperti bersumpah “demi Nyi Roro Kidul” atau bersumpah demi nama-nama lainnya. Semua perkataan tersebut diharamkan bahkan termasuk ke dalam syirik. Itu dikarenakan, orang tersebut menganggungkan selain Allah kemudian menggunakannya untuk bersumpah.
Padahal sebenarnnya barang siapa yang mengagungkan selain Allah, maka ia jatuh dalam syirik akbar (syirik yang mengeluarkan dari Islam). Namun lain halnya jika orang tersebut bersumpah dengan tidak menyakini keagungan sesuatu yang dijadikan sumpahnya tersebut sebagaimana keagungan Allah SWT, maka ia telah terjadi dalam syirik ashgor (syirik kecil yang lebih besar dari dosa besar).
Untuk itu, berhati-hatilah dengan sumpah yang demikian, karena Nabi Muhammad SAW telah bersabda yang artinya, “Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kekafiran atau kesyirikan.” (HR. Tirmidzi dan Hakim dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jaami’)
3. Menyandarkan Nikmat kepada Selain Allah
Syirik ucapan yang terakhir adalah menyandarkan nikmat kepada selain Allah. Perbuatan seperti ini juga sering disepelekan oleh banyak orang. Padahal sebenarnya menyandarkan nikmt kepada selain Allah termasuk syirik dan kekufuran kepada-Nya. Ta’ala mengatakan tentang orang yang mengingkari nikmat Allah dalam firman-Nya yang artinya,”Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (An Nahl: 83)
Menyandarkan nikmat kepada selain Allah termasuk syirik karena orang yang menyandarkan nikmat kepada selain Allah berarti bahwa selain Allah-lah yang telah memberikan nikmat tersebut. Di dalam Islam syirik jenis ini termasuk syirik tauhid rububiyah. Ini juga berarti bahwa orang tersebut telah meninggalkan ibadah syukur. Meninggalkan syukur berarti sudah menafikkan atau meniadakan tauhid. Untuk itu, setiap hamba wajib untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepadanya.
Itulah ulasan mengenai bentuk syirik yang berasal dari lisan. Alangkah baiknya jika menghindari perbuatan-perbuatan di atas, agar mendapat keridhoan dari Allah Ta’ala. Jagalah lisan, bersyukurlah atas nikmat lisan tersebut, mengakui nikmat itu asalnya dari Allah dan menggunakan lisan tersebut untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT.
0 Response to "Waspada, Inilah Bentuk Syirik yang Berasal Dari Lisan"
Post a Comment