Kufur merupakan akhlak tercela kepada Allah SWT. Sifat kufur ini memiliki pengertian yakni ingkar dan tidak beriman kepada Allah serta Rasul-Nya. Hal yang demikian tentu dilarang dalam agam Islam yang berhukum syariat Allah.
Orang yang di dalam hatinya terdapat kekufuruan sudah mulai meninggalkan segala hukum syariat Allah SWT tersebut. Bahkan mereka menggantinya dengan hukum buatan manusia yang tentu saja menyalahi aturan Allah.
Sebagaimana keimanan, ternyata kufur juga memiliki pilar. Keempat pilar tersebut tentu saja harus dihindari karena dengan memilikinya akan dapat meruntuhkan pilar keimanan. Berikut ini informasi mengenai empat pilar kekufuran yang ada dalam hati manusia.
1. Sombong
Jenis kekufuran yang pertama adalah sombong. Pada dasarnya orang yang memiki sifat sombong akan terhalang untuk bersikap tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta. Hal ini pernah terjadi pada iblis yang dilaknat oleh Allah SWT karena menolak perintah bersujud kepada Adam as.
Dalam kasus iblis ini, kesombongan tersebut berasal dari perasaan diri sendiri yang merasa lebih baik dibanding Adam. Oleh sebab itu, akhirnya kesombongan tersebut membua ia gagal untuk memahami pentingnya menjalankan perintah Allah SWT dan bahkan mereka menentangnya.
Sifat buruk yang satu ini jelas dilarang oleh Allah SWT dan wajib dijauhi umat muslim. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman [31]: 18).
Jika kita ingin menjadi seorang hamba yang selalu mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, sebaiknya bersegeralah menjauhkan sifat sombong dari dalam diri. Karena dengan menghilangkan perasaan sombong akan memudahkan orang tersebut untuk mematuhi segala perintah Allah dan Rasul-Nya.
2. Dengki
Pilar kufur kedua yang harus dijauhi oleh manusia yakni dengki. Orang yang memiliki sifat dengki dalam dirinya biasanya memiliki sikap untuk tidak mau menerima sebuah kebenaran. Kasus dengki ini pernah terjadi pada Bani Israil yakni kelompok manusia yang paling suka memeliharanya. Allah Ta’ala berfirman:
“Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.”(QS. Al-Baqarah [2]: 90).
Dari ayat di atas diketahui bahwa orang-orang Yahudi itu menjual kebenaran dengan kebathilan serta menyembunyikan apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan enggan untuk menjelaskannya.
Menurut Ibn Katsir, beliau menegaskan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh kaum Yahudi tersebut disebabkan karena di dalam diri mereka terdapat kedurhakaan, kedengkian dan kebencian karena tidak rela kepada karunia yang Allah kehendaki kepada Rasulullah SAW.
“Dan, tidak ada kedengkian yang lebih buruk daripada kedengkian Yahudi ini,” tegas Ibn Katsir dalam tafsirnya.
Atas dasar hal tersebutlah maka sangat penting bagi setiap muslim untuk menjauhi sifat dengki ini. “Apablia kedengkian telah dihilangkan, maka mudah bagi seseorang untuk menerima nasihat dan melaksanakannya,” ungkap Ibn Qayyim Al-Jauziyah.
3. Marah
Marah merupakan suatu sifat yang harus dihindari oleh umat manusia karena sifat tersebut dikuasi oleh hawa nafsu. Marah dapat menghambat seseorang untuk bersifat adil dan tawadhu (rendah hati).
Ibn Qayyim memberikan penjelasan bahwa, “Kemarahan, yang erat kaitannya dengan kebencian, sifat ini bisa dihilangkan dengan mengenal diri sendiri, dan menyadari bahwa kita tidak berhak marah dan dendam terhadap orang lain hanya karena memenuhi tuntutan nafsu semata. Sebab, sikap yang demikian itu menunjukkan lebih diutamakannya sikap ridha dan benci karena hawa nafsu, daripada ridha dan benci karena Allah.”
Selain itu, ternyata sifat marah juga bisa menghambat seseorang masuk ke dalam surga. Oleh karena itu, satu pesan penting Nabi Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam kepada kita adalah jangan marah. “Jangan marah, maka bagimu surga.” (HR.Thabrani).
4. Syahwat
Pilar kekufuran terakhir yakni syahwat. Oleh sebab itu, seseorang harus mampu mengendalikan syahwat. Karena dengan mengendalikan syahwat ini akan memudahkan seseorang untuk bersabar, memilihara diri dan beribadah.
“Cara mengatasi sifat buruk ini adalah dengan mendalami ilmu dan pengetahuan yang benar tentang Allah Ta’ala. Sebab, menuruti syahwat dan nafsu merupakan penghalang utama untuk meraih ilmu dan pengetahuan. Sedangkan mengekang syahwat dan nafsu merupakan faktor utama untuk meraih ilmu dan pengetahuan.
“Jika Anda membuka pintu syahwat, berarti Anda menghalangi diri Anda untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Sebaliknya, jika Anda menutup pintu syahwat, berarti Anda membiarkan diri Anda secara penuh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,” papar Ibn Qayyim Al-Jauziyah.
Demikianlah penjelasan mengenai empat pilar kekufuran yang harus dijauhi oleh manusia. Memang sulit untuk menjauhinya karena dibutuhan keinginan yang kuat untuk menghilangkannya dari dalam hati. Akan tetapi, Allah SWT pasti akan membantu hamba-hamba-Nya yang mau berusaha menjadi lebih baik.
0 Response to "Empat Pilar Kekufuran dalam Hati Manusia"
Post a Comment