Kamar mandi merupakan salah satu sarana yang sangat diperlukan pada saat ini. Sebab fungsi dari tempat ini sangatlah banyak salah satunya untuk menjaga kebersihan dan buang hajat. Dalam agama Islam, menjaga kebersihan itu merupakan perkara penting.
Menjaga kebersihan ini biasa dilakukan untuk mensucikan diri dari hadast dan najis yang ada di tubuh manusia. Bahkan bersuci ini menjadi salah satu syarat sah dalam melaksanakan shalat. Apabila tidak melaksanakannya, maka tidak sahlah sholat orang tersebut.
Namun, dalam menjaga kebersihan dan kesucian ketika berada di kamar mandi tersebut perlu memperhatikan adab-adab sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian akan menjadi ibadah serta mendapatkan ganjaran pahala oleh Allah SWT. Lalu apa sajakah adab-adab yang harus dilakukan ketika berada di kamar mandi? Berikut ini ulasan selengkapnya.
1. Berdoa Sebelum Masuk Kamar Mandi
Saat akan memasuki kamar mandi, hal pertama yang harus diperhatikan adalah terlebih dahulu membaca doa masuk kamar mandi. Seperti yang diketahui bahwa kamar mandi adalah salah satu tempat berkumpulnya para setan. Oleh sebab itu sebelum masuk kamar mandi Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berdoa memohon perlindungan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan) maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi ucapkanlah ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).
Adapun doa yang harus dibaca ketika memasuki kamar mandi adalah:
“Alloohumma Innii A'uudzubika Minal Khubutsi Wal Khobaaitsi”
Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
2. Dahulukan Kaki Kiri
Ketika memasuki kamar mandi hendaknya mendahulukan kaki kiri dan setelah keluar dari kamar mandi hendaknya mendahulukan kaki kanan. Kamar mandi adalah tempat seseorang melepaskan kotoran sehingga tidak sepantasnya seseorang menggunakan kaki kanan untuk masuk ke kamar mandi.
Aisyah RA ia berkata: “ Rasulullah SAW menyukai mendahulukn yang kanan pada setiap perkara yang baik.”( HR. Muslim)
3. Tidak Beribadah dan Membaca Al-Qur’an di Kamar Mandi
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan ketika di kamar mandi adalah tidak diperbolehkan beribadah dan membaca Al-Qur’an di kamar mandi. Sebab kamar mandi atau WC adalah tempat dari kotoran. Ketika seseorang menunaikan hajatnya, maka ia sesungguhnya berada dalam keadaan tidak suci. Sehingga tidak pantas bagi ia untuk melakukan ibadah dalam situasi yang demikian.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat ulia, pada kitab yang terpelihara, tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan , diturunkan dari Rabbil Alamiin.” (QS. Al-Waqiah: 77-80)
4. Menghindari Percikan Kencing
Percikan kencing merupakan salah satu penyebab diazabnya seseorang di alam kubur. Sayangnya hal ini sering disepelekan oleh kebanyakan orang. Suatu ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan seraya beliau bersabda:
“Sungguh dua penghuni ini sedang diazab. Tidaklah keduanya diazab melainkan karena menganggap sepele perkara besar. Adapun salah satunya ia diazab karena tidak menjaga dirinya dari kencing sedangkan yang lainnya diazab karena suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Tidak Berbicara dan Menampakkan Aurat ketika Ada orang lain di Kamar Mandi
Banyak dijumpai fenomena masuk ke kamar mandi secara bersama-sama. Tidak jarang di antara mereka yang tidak menutup auratnya karena menganggap bahwa sesama jenis. Namun sebenarnya aurat itu merupakan perkara yang wajib dalam islam. Oleh karena itu, Rasulullah SAW melarang dalam keadaan apapun untuk menampakkan auratnya kepada orang lain, tidak terkecuali ketika buang hajat.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila dua orang hajat maka hendaklah keduanya saling menutup auratnya dari yang lain dan janganlah keduanya saling berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah sangat murka dengan perbuatan tersebut.” (HR. Ahmad)
Berbicara ketika buang hajat terlarang secara mutlak kecuali jika darurat. Diharamkan berbicara dengan orang lain ketika buang hajat karena perbuatan tersebut adalah suatu yang hina, menunjukkan kurangnya rasa malu dan merendahkan harga diri.
Dari ibnu umar RA beliau berkata “Ada seorang yang melewati Rasulullah SAW dan beliau sedang kencing. Ketika itu orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.” (HR. Muslim)
6. Adab Istinja’
Istinja’ dalam bahasa arab berarti terlepas atau selamat. Sedangkan menurut syariat islam istinja’ adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil. beristinja’ ini hukumnya adalah wajib baik dengan air dan benda selain air.
Benda selain air yang dapat digunakan untuk beristinja’ adalah benda yang keras seperti batu, kertas dan daun yang sudah kering. Dibolehkannya seseorang bersuci dengan batu merupakan bentuk kemudahan dari Allah SWT.
Abdullah bin mas’ud RA berkata: “Suatu hari Rasulullah SAW buang hajat,lalu beliau meminta kepadaku tiga batu untuk bersuci.” (HR. Bukhari)
Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika beristinja’ dengan menggunakan batu benda keras dan kesat. Pertama, batu atau benda itu keras dan harus suci serta dapat dipakai untuk membersihkan najis. Kedua, batu atau benda itu tidak termasuk yang dihormati misalnya batu masjid. Kemudian beistinja’ sekurang-kurangnya tiga kali usapan dan sampai bersih.
Namun tidak diperbolehkan membersihkan kotoran dengan tangan kanan. Dari Sahabat Abu Qatadah RA Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seseorang di antara kalian memgang kemaluan dengan tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Tidak Menghadap atau Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat
Sebagian ulama berpendapat dilarangnya buang hajat dengan menghadap atau membelakangi kiblat secara mutlak baik di tempat terbuka maupun tempat tertutup. Dari abu ayyub al-anshari RA, rasulullah SAW bersabda: “ Apabila seseorang dari kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya. Akan tetapi hendaknya ia menyimpang dari arah kiblat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Jangan Buang Hajat Di Air yang Tergenang
Dari Jabi bin Abdillah beliau berkata: “Rasulullah SAW melarang kencing di air tergenang”. Larangan ini berlaku untuk air tergenang yang sedikit maupun banyak karena sama-sama dapat mencemari. Berarti terlarang untuk kencing di waduk, kolam air dan bendungan karena dapat menimbulkan pencemaran.
Selain itu juga dapat menimbulkan dampak bahaya bagi yang lainnya. sedangkan jika airnya mengalir bukan tergenang maka tidak mengapa. Namun akan lebih baiknya tidak melakukannya karena seperti ini juga dapat mencemari dan menyakiti yang lain.
9. Berdoa Setelah Keluar dari Kamar Mandi
Adab yang tidak akalah pentingnya yaitu berdoa setelah keluar dari kamar mandi. Rasulullah SAW mengajakrkan doa yang dibaca ketika keluar dari tempat buang hajat.
Aisyah RA berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW jika keluar dari tempat buang hajat membaca doa: Ghufraanaka, yang artinya Aku mohon ampunan-Mu, ya Allah.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, An-nasai dan Ibnu Majah)
Demikianlah ulasan mengenai adab saat masuk dan berada di kamar mandi. Semoga setelah membaca artikel ini dapat membuat kita memahami betapa pentingnya mengamalkan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah ketika beliau berada di kamar mandi. Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa mengerjakan amalan yang baik.
Menjaga kebersihan ini biasa dilakukan untuk mensucikan diri dari hadast dan najis yang ada di tubuh manusia. Bahkan bersuci ini menjadi salah satu syarat sah dalam melaksanakan shalat. Apabila tidak melaksanakannya, maka tidak sahlah sholat orang tersebut.
Namun, dalam menjaga kebersihan dan kesucian ketika berada di kamar mandi tersebut perlu memperhatikan adab-adab sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian akan menjadi ibadah serta mendapatkan ganjaran pahala oleh Allah SWT. Lalu apa sajakah adab-adab yang harus dilakukan ketika berada di kamar mandi? Berikut ini ulasan selengkapnya.
1. Berdoa Sebelum Masuk Kamar Mandi
Saat akan memasuki kamar mandi, hal pertama yang harus diperhatikan adalah terlebih dahulu membaca doa masuk kamar mandi. Seperti yang diketahui bahwa kamar mandi adalah salah satu tempat berkumpulnya para setan. Oleh sebab itu sebelum masuk kamar mandi Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berdoa memohon perlindungan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan) maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi ucapkanlah ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).
Adapun doa yang harus dibaca ketika memasuki kamar mandi adalah:
“Alloohumma Innii A'uudzubika Minal Khubutsi Wal Khobaaitsi”
Artinya: Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-mu dari setan laki-laki dan setan perempuan.”
2. Dahulukan Kaki Kiri
Ketika memasuki kamar mandi hendaknya mendahulukan kaki kiri dan setelah keluar dari kamar mandi hendaknya mendahulukan kaki kanan. Kamar mandi adalah tempat seseorang melepaskan kotoran sehingga tidak sepantasnya seseorang menggunakan kaki kanan untuk masuk ke kamar mandi.
Aisyah RA ia berkata: “ Rasulullah SAW menyukai mendahulukn yang kanan pada setiap perkara yang baik.”( HR. Muslim)
3. Tidak Beribadah dan Membaca Al-Qur’an di Kamar Mandi
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan ketika di kamar mandi adalah tidak diperbolehkan beribadah dan membaca Al-Qur’an di kamar mandi. Sebab kamar mandi atau WC adalah tempat dari kotoran. Ketika seseorang menunaikan hajatnya, maka ia sesungguhnya berada dalam keadaan tidak suci. Sehingga tidak pantas bagi ia untuk melakukan ibadah dalam situasi yang demikian.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat ulia, pada kitab yang terpelihara, tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan , diturunkan dari Rabbil Alamiin.” (QS. Al-Waqiah: 77-80)
4. Menghindari Percikan Kencing
Percikan kencing merupakan salah satu penyebab diazabnya seseorang di alam kubur. Sayangnya hal ini sering disepelekan oleh kebanyakan orang. Suatu ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan seraya beliau bersabda:
“Sungguh dua penghuni ini sedang diazab. Tidaklah keduanya diazab melainkan karena menganggap sepele perkara besar. Adapun salah satunya ia diazab karena tidak menjaga dirinya dari kencing sedangkan yang lainnya diazab karena suka mengadu domba.” (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Tidak Berbicara dan Menampakkan Aurat ketika Ada orang lain di Kamar Mandi
Banyak dijumpai fenomena masuk ke kamar mandi secara bersama-sama. Tidak jarang di antara mereka yang tidak menutup auratnya karena menganggap bahwa sesama jenis. Namun sebenarnya aurat itu merupakan perkara yang wajib dalam islam. Oleh karena itu, Rasulullah SAW melarang dalam keadaan apapun untuk menampakkan auratnya kepada orang lain, tidak terkecuali ketika buang hajat.
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila dua orang hajat maka hendaklah keduanya saling menutup auratnya dari yang lain dan janganlah keduanya saling berbincang-bincang. Sesungguhnya Allah sangat murka dengan perbuatan tersebut.” (HR. Ahmad)
Berbicara ketika buang hajat terlarang secara mutlak kecuali jika darurat. Diharamkan berbicara dengan orang lain ketika buang hajat karena perbuatan tersebut adalah suatu yang hina, menunjukkan kurangnya rasa malu dan merendahkan harga diri.
Dari ibnu umar RA beliau berkata “Ada seorang yang melewati Rasulullah SAW dan beliau sedang kencing. Ketika itu orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.” (HR. Muslim)
6. Adab Istinja’
Istinja’ dalam bahasa arab berarti terlepas atau selamat. Sedangkan menurut syariat islam istinja’ adalah bersuci sesudah buang air besar atau buang air kecil. beristinja’ ini hukumnya adalah wajib baik dengan air dan benda selain air.
Benda selain air yang dapat digunakan untuk beristinja’ adalah benda yang keras seperti batu, kertas dan daun yang sudah kering. Dibolehkannya seseorang bersuci dengan batu merupakan bentuk kemudahan dari Allah SWT.
Abdullah bin mas’ud RA berkata: “Suatu hari Rasulullah SAW buang hajat,lalu beliau meminta kepadaku tiga batu untuk bersuci.” (HR. Bukhari)
Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika beristinja’ dengan menggunakan batu benda keras dan kesat. Pertama, batu atau benda itu keras dan harus suci serta dapat dipakai untuk membersihkan najis. Kedua, batu atau benda itu tidak termasuk yang dihormati misalnya batu masjid. Kemudian beistinja’ sekurang-kurangnya tiga kali usapan dan sampai bersih.
Namun tidak diperbolehkan membersihkan kotoran dengan tangan kanan. Dari Sahabat Abu Qatadah RA Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seseorang di antara kalian memgang kemaluan dengan tangan kanannya ketika sedang kencing dan jangan pula cebok dengan tangan kanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Tidak Menghadap atau Membelakangi Kiblat Ketika Buang Hajat
Sebagian ulama berpendapat dilarangnya buang hajat dengan menghadap atau membelakangi kiblat secara mutlak baik di tempat terbuka maupun tempat tertutup. Dari abu ayyub al-anshari RA, rasulullah SAW bersabda: “ Apabila seseorang dari kalian buang hajat, maka janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya. Akan tetapi hendaknya ia menyimpang dari arah kiblat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Jangan Buang Hajat Di Air yang Tergenang
Dari Jabi bin Abdillah beliau berkata: “Rasulullah SAW melarang kencing di air tergenang”. Larangan ini berlaku untuk air tergenang yang sedikit maupun banyak karena sama-sama dapat mencemari. Berarti terlarang untuk kencing di waduk, kolam air dan bendungan karena dapat menimbulkan pencemaran.
Selain itu juga dapat menimbulkan dampak bahaya bagi yang lainnya. sedangkan jika airnya mengalir bukan tergenang maka tidak mengapa. Namun akan lebih baiknya tidak melakukannya karena seperti ini juga dapat mencemari dan menyakiti yang lain.
9. Berdoa Setelah Keluar dari Kamar Mandi
Adab yang tidak akalah pentingnya yaitu berdoa setelah keluar dari kamar mandi. Rasulullah SAW mengajakrkan doa yang dibaca ketika keluar dari tempat buang hajat.
Aisyah RA berkata: “Bahwasanya Rasulullah SAW jika keluar dari tempat buang hajat membaca doa: Ghufraanaka, yang artinya Aku mohon ampunan-Mu, ya Allah.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, An-nasai dan Ibnu Majah)
Demikianlah ulasan mengenai adab saat masuk dan berada di kamar mandi. Semoga setelah membaca artikel ini dapat membuat kita memahami betapa pentingnya mengamalkan apa yang dikerjakan oleh Rasulullah ketika beliau berada di kamar mandi. Semoga kita menjadi hamba Allah yang senantiasa mengerjakan amalan yang baik.
0 Response to "Beginilah Adab Masuk dan Berada di Kamar Mandi"
Post a Comment